INILAH.COM, Jakarta – Polemik RUUK DIY yang menguras energi sejatinya bisa diredam antara SBY dan Sultan HB X terjadi komunikasi. Karena antardua tokoh ini memiliki masalah personal yang kian memperuncing persoalan keistimewaan Yogyakarta.
Desakan agar SBY dan Sultan HB X menjalin komunikasi dari hati ke hati kian kencang disuarakan. Usulan ini semata-mata agar persoalan RUUK DIY tak lagi menjadi isu panas yang menjadi penyulut perdebatan publik, khususnya bagi masyarakat Yogyakarta.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) MPR RI Lukman Edy menyerukan agar ada pihak ketiga yang menjadi penengah antara Sultan HB X dan Presiden SBY. Ia mengusulkan Ketua MPR Taufik Kiemas sebagai mediatornya. “Secara personal dan kelembagaan, Pak Taufik pas,” ujarnya.
Sementara mantan anggota DPRD DIY Gandung Pardiman yang juga Ketua DPD Partai Golkar DIY menegaskan antara Sultan dan SBY memang kurang komunikasi. “Antar keduanya ada syak wasangka satu sama lain. Memang lebih baik dialog,” ujarnya ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/12/2010).
Menurut dia, kedua tokoh tersebut yang berasal sama-sama dari Jawa seharusnya menerapkan filsafat ‘menang tanpo ngasorake’ (menang tanpa merendahkan). “Keduanya kan orang priagung. Ada kata-kata sedikit mudah tersinggung,” katanya.
Ketika ditanya apa masalah yang terjadi antara SBY dan Sultan, Gandung menegaskan persoalan itu misteri antara keduanya. “Tapi saya yakin, persoalan RUUK DIY ada jalan keluar, ada solusinya, dan bisa,” cetusnya.
Hanya saja, Gandung yang juga anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini menyayangkan pernyataan pihak-pihak yang tak paham tentang Yogyakarta. “Ini yang membuat keruh suasana. Saya sedih,” akunya.
Taufik Kiemas menegaskan tidak ada yang perlu didamaikan antara Sultan HB X dan Presiden SBY. “Aku rasa mereka tidak ada ributnya. Kalau mediator itu ada ributnya,” ujarnya. Taufik menegaskan agar menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menahan diri dalam berkomentar. “Menterinya juga harus menahan diri,” cetusnya.
TK menghimbau agar Sultan mampu meredam masyarakat Yogyakarta yang menyuarakan merdeka. “Mereka ini kan sama-sama nasionalis,” imbuhnya.
Draf RUUK DIY telah diterima DPR. Kini bola berada di DPR. Ada baiknya semua pihak menahan diri. Di samping juga komunikasi informal antara Presiden SBY dengan Sultan HB X tetap diperlukan untuk mengurangi eskalasi di Yogyakarta. [mdr]
— Mas Gandung, orang Jogja sendiri kok juga kurang memahami perasaan orang Jogja, mohon dicatat bahwa yang bikin masalah DIY itu bukan Sultan loh… yang membuat konflik adalah orang-orang dibelakang sibuya .. persoalan bukan pribadi Sultan dengan Sibuya … akan tetapi Sibuya dengan kaki tangananya melawan rakyat Jogja yang menghendaki Sultan adalah pemimpin. Sultan akan sangat menyakiti hati rakyat Jogja apabila, mau berdamai dengan Sibuya didalam urusan ini…
— Kalau merdeka memang dari dulu Ngayogyakarta Hadiningrat itu sudah merdeka…
Tinggalkan komentar